.:: Debestthinker ::.

.:: Debestthinker ::.
ASSALAMUALAIKUM...AHLAN WA SAHLAN...PASTIKAN SETIAP LANGKAH YANG DIAMBIL ADALAH UNTUK KEBAIKKAN

Ayat - Ayat Kematian Dalam Al Qur'an

|

Berikut ini beberapa ayat dalam Al Quran tentang kematian. Sungguh berulang kali Allah mengingatkan kita akan satu kepastian ini.

1. Al Baqarah:

019. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

028. Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?

094. Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian (mu), jika kamu memang benar.

095. Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.

132. Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
161. Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la`nat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya.

180. Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapa dan karib kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.

243. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.


2. Ali Imran:

102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

145. Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

168. Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar."

185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.


3. An Nisaa:

078. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?


4. Al An’aam:

002. Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).

122. Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.

061. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.

093. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.


5. Al Mu’minuun:

099. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),

100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.


6. Al Ahzaab:

016. Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja".


7. Ad Dukhaan:

034. Sesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu benar-benar berkata,

035. "tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan,


8. Al Waaqi’ah:

060. Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan,


9. Al Jumu’ah:

007. Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim.

008. Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".


10. Al Munaafiquun:

010. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"

011. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.


11. Al Haaqqah:

027. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.


12. Yunus:

049. Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfa`atan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah." Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).


13. Al Hijr:

099. dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).


14. As Sajdah:

011. Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.


15. Muhammad:

020. Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?" Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.

027. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?

16. Al Anbiyaa’:

034. Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?

035. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.


17. Al Mu’minuun:

015. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.


18. Al Ankabuut:

057. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.


19. Luqman:

034. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.


20. Az Zumar:

030. Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).

042. Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. 

Tazkirah: Tingkatkan amalan di malam 10 akhir Ramadan

|

SEDAR tidak sedar, kini kita sudah berada di penghujung bulan Ramadan, ada baiknya jika kita renungkan kembali, apakah kita pasti bahawa ibadah puasa yang telah kita lakukan selama ini telah diterima oleh Allah?



Apakah kita masih melakukan perkara-perkara yang mencacatkan pahala puasa? Apakah puasa kita layak diberi ganjaran pahala oleh Allah?  Atau kita hanya mendapat lapar dan dahaga tanpa sebarang pahala?.
Sesungguhnya hanya diri kita sendiri yang dapat menilai kualiti ibadah puasa yang telah kita lakukan. Ini kerana ibadah puasa adalah rahsia antara seorang hamba dengan tuhannya.
Sabda Rasulullah s.a.w. :

" مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Maksudnya : " Sesiapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan pengharapan  akan diampunkan segala dosanya yang telah lalu " .
( H.R. Bukhari dan Muslim )
Puasa meningkatkan ketaqwaan

Salah satu hikmah diwajibkan berpuasa adalah untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah. Firman Allah s.w.t. dalam surah al-Baqarah ayat 183 :
Maksudnya : " Wahai orang-orang yang beriman, kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan ke atas orang-orang terdahulu daripada kamu supaya kamu bertaqwa " .
Berdasarkan Firman Allah ini, jelaslah kepada kita bahawa kesan puasa bagi orang yang beriman ialah bertambah ketaqwaan kepada Allah. Justeru, setelah hampir sebulan kita berpuasa, apakah kita merasai taqwa kita bertambah atau berkurang?.

Apakah jiwa kita semakin bersemangat membanyakkan amal ibadah atau jiwa kita semakin lalai dan meringankan ibadah?
Apakah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan ini, kita semakin banyak membaca al-Quran,  banyak bersedekah,  beriktikaf,  banyak berzikir dan beristiqfar ?

Apakah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan ini, kita semakin banyak membaca al-Quran,  banyak bersedekah,  beriktikaf,  banyak berzikir dan beristiqfar ? Ataupun pada sepuluh hari terakhir Ramadan ini,  kita habiskan masa dengan membeli-belah, membuat persiapan hari raya yang berlebihan,  meninggalkan sembahyang terawih,  kurang membaca al-Quran dan berbual-bual kosong sehingga melupakan kelebihan di akhir Ramadhan?.
Nikmat malam sepuluh akhir Ramadan
Adalah sungguh bijak bagi kita merebut segala peluang yang Allah sediakan pada hari-hari terakhir Ramadan daripada kita mensia-siakan baki sepuluh akhir Ramadan.

Ini kerana kita tidak pasti lagi sama ada kita berpeluang atau tidak menyambut Ramadan pada tahun hadapan. Kerana sesungguhnya Allah telah menyediakan satu malam yang nilai keberkatan dan ganjaran pahala pada malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan. Firman Allah dalam surah al-Qadar :
Maksudnya : " Sesungguhnya kami telah menurunkan (al-Quran) ini pada malam Lailatul Qadar. Apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran malam Lailatul Qadar? malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu,  turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka kerana membawa segala perkara ( yang ditakdirkan berlakunya pada tahun berikut ) . Sejahteralah malam ( yang barakah ) itu hingga terbit fajar " .  
(Surat al-Qadar ayat :1-5 )
Kita akan merasa kesal jika mensia-siakan peluang keemasan yang Allah sediakan kepada kita iaitu malam Lailatul Qadar. Kerana segala amal ibadah yang dilakukan pada malam tersebut, ganjaran  berlipat kali ganda. Janganlah kita seolah-olah merasakan amal ibadah kita telah banyak sehingga mengabaikan malam tersebut.

Malam Lailatul Qadar adalah malam untuk kita melipatgandakan amal ibadah dan mengumpul sebanyak-banyaknya pahala sebagai bekalan ketika bertemu Allah di akhirat kelak. Sedangkan Rasulullah s.a.w.

Sendiri menanti-nanti malam tersebut dan melipatgandakan amalan Baginda, inikan lagi kita sebagai hamba yang banyak melakukan dosa dan sedikit amal. Dalam sebuah Hadis ada menyatakan bahawa Saidatina Aisyah r.a. berkata :

"كَانَ النَبيُّ (ص) إِذاَ دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْياً لَيْلَهُ وَأَيْقَظَأَهْلَهُ". 
( Hadis riwayat bukhari )
Maksudnya : " Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. apabila masuk sepuluh hari terakhir Ramadan, Baginda akan mempertingkatkan amal ibadah, menghidupkan malam dan mengejutkan ahli keluarga " .
Lailatul Qadar anugerah untuk Umat Muhamad
Lailatul Qadar adalah malam yang dianugerahkan kepada umat Nabi Muhammad s.a.w. dan tiada siapa yang tahu bila berlakunya malam tersebut walau diri Baginda sendiri. Sungguhpun demikian, Baginda menasihatkan umatnya supaya sentiasa memperbanyak dan mempertingkatkan amal ibadah khususnya pada malam-malam ganjil pada akhir Ramadan. Sabda Baginda dalam sebuah hadis riwayat Bukhari :

"تَحَرَّواْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ"
Maksudnya :  " Carilah malam Lailatul Qadar pada malam ganjil sepuluh terakhir Ramadan " .  
( Hadis riwayat bukhari )
Justeru, langkah terbaik supaya kita tidak terlepas peluang keemasan malam tersebut hedaklah kita terus beristiqamah melakukan amal ibadah dan memperbanyakkan lagi pada sepuluh malam terakhir terutama pada malam-malam ganjil. Janganlah pula kita terlalu sibukkan diri dengan mementingkan persediaan menyambut hari raya sehingga melupakan dan meringan-ringan amal ibadah .

Tarbiah Ramadan jangan dilupakan
Kita semua menyedari bahawa pada waktu dan saat begini, kemeriahan menyambut awal Syawal atau hari raya semakin dirasai. Masing-masing sudah berkira-kira dan merancang perjalanan untuk pulang ke kampong atau membuat persiapan menyambut hari lebaran.
Kesabaran menahan lapar dan dahaga sepanjang siang Ramadan juga sewajarnya menjadikan diri kita lebih sabar menjalani liku-liku kehidupan.

Sememangnya agama Islam tidak melarang kita membuat persediaan bagi memeriahkan sambutan hari raya. Ini kerana hari raya adalah hari kemenangan kita ummat Islam melaksanakan rukun Islam ketiga dan berjaya menumpaskan hawa nafsu dan godaan syaitan.
Cuma kita diberi peringatan agar jangan mengabaikan nilai dan roh Ramadan sehingga seolah-olah ibadah puasa yang kita kerjakan langsung tiada memberi kesan yang baik kepada diri kita. Sewajarnya sembahyang terawih yang dikerjakan setiap malam Ramadan dapat membiasakan kita mengamalkan sembahyang-sembahyang sunat yang lain.

Kesabaran menahan lapar dan dahaga sepanjang siang Ramadan juga sewajarnya menjadikan diri kita lebih sabar menjalani liku-liku kehidupan. Latihan kesabaran tersebut dapat membuang sikap panas baran, gopoh-gapah dan mementingkan diri sendiri yang mungkin menjadi kebiasaan kita sebelum ini .

Begitu juga, berpuasa dapat mengembalikan kesihatan tubuh badan yang mungkin sebelum ini kita tidak berkesempatan mengamalkan pemakanan yang seimbang.
Jom cari Lailatul Qadar  
Sesungguhnya masih belum terlewat untuk kita kembali memanfaatkan bulan Ramadan ini dengan mengamalkan amalan-amalan berikut :  
  1. Berusaha membanyakkan amal ibadah pada bulan Ramadan ini seperti sembahyang terawih, membaca al-Quran, beriktikaf dan bersedekah.
  1. Berusaha mendapat kelebihan Lailatul Qadar dan keberkatan-Nya terutama pada malam sepuluh terakhir Ramadan.
  1. Sentiasa memohan keampunan dari Allah dan pembebasan dari azab api neraka.
  1. Menunaikan kewajipan membayar zakat fitrah untuk diri dan tanggungannya kita.
Maksudnya : dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada-mu mengenai aku, maka ( beritahu kepada mereka ) sesungguhnya aku ( Allah ) sentiasa hampir ( kepada Mereka ), aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaku. Maka hendaklah mereka menyahut seruanku ( dengan mematuhi perintahku ), dan hendaklah mereka beriman kepada aku supaya mereka menjadi baik serta betul " . ( Surah al-Baqarah ayat: 186 )  

 

©2009 .:: DeBest_Thinker ::. | Template Blue by TNB